Sabtu, 11 Juni 2011

laporan pengumpulan biji

ACARA I
PENGUMPULAN BIJI
BAB.I
 PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang.
Keberhasilan program permudaan untuk penghutanan kembali tergantung pada pengumpulan biji, kualitas hutan yang dihasilkan ditentukan dari biji yang berkualitas baik. Namun kendalanya biji pohon sulit dan kadang kadang berbahaya untuk dikumpulkan. Biji yterbentuk paling banyak (melimpah) pada [pohon-pohon dominan besar dan biasanya paling melimpah pada tajuk atas dan mengarah pada percabangan atas. Sayangnya pohon-pohon yang menghasilkan bini paling berlimpah sering pohon-pohon yang berfinotif tidak diinginkanmempunyai percabangan besar dan berat. Pohon-pohon yang tinggi, lurus ndan sedikit bercabang sulit untuk dipanjat dan menghasilkan biji sedikit. Konsekuensinya apabila jumlah biji dalam skala besar diperlukan mengandung resiko bahwa kemungkinan biji dikumpulkan dari pohon-pohon yang berkualitas relatif jelek.
Biji biasanya dikumpulkan pada saat plaksanaan pemungutan hasil (logging) tetapi, biasanya sulit untuk menjadwalkan pemungutan pohon pada areal luas sedemikian rupa persamaan waktunya dengan kemasakan bijhi. Beberapa biji didapatkan dengan melakukan pemanjatan pohon, tetapi cara ni mahal dan berbahaya. Walaupun demikian karena cara ini merupakan cara yang penting agar silvikulturis dapat memberikan garansi kualitas biji dalam hal karateristik pohon induk, dan waktu pengumpulan yang menjamin kemasakan biji, dan karena viabilitas biji, sekarang ini banyak dilakukan pengumpulan biji dengan cara pemanjatan pohon.

1.2. Tujuan.

1.  Untuk mengetahui tehnik –tehnik menentu mutu benih kehutanan
2.  untuk mengetahui tingkat daya kecambah (uji fisiologis) dan benih yang telah di uji secara fisik

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

            Setiap tegakan, cepat atau lambat sewaktu-waktu pohon-pohon tersebut akan dipaneni. Pohon-pohon yang ditebang perlu diganti dengan  anakan pohon. Proses tersebut biasanya dikenal dengan permudaan yaitu pergantian pohon-pohon tua dengananakan pohon, baik itu terjadi secara alami maupun buatan.
Untuk mendapatkan biji berkualitas baik dapat diperoleh dari beberapa sumber biji atau benih. Sumber biji tersebut dapat berasal ari tempat, lokasi, pohon atau tegakan yang dapat dijamin menghasilkan kualitas benih yang baik.
Pohon yang memproduksi benih yang banyak bisa pohon-pohon penyusun tegakan, pohon-pohon individu (misalnya diperkarangan, tepi jalan) dan bisa juga pohon sebagai penyusun hutan baik hutan alam maupun hutan buatan. Umumnya pohon biji yang ditunjuk tersebut mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pohon-pohon lain yang sama spesiesnya, Namun kualitasnya lebih baik. Kualitas yang dimaksud berupa sifat yang nampak (fenotif) misalnya kelurusan batang, kerampingan tajuknya, keindahan percabangannya, tidak ada gejala percabangan  menggarfu dan lain-lain. Apa bila benih yang diperoleh dari pohon biji yang berfenotif  baik, maka benih yang dihasilkan oleh pohon biji tersebut mestinya lebih baik dibandingkan yang dihasilkan oleh pohon biji sembarangan (tanpa melihat fenotif).







BAB III.
METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum tentang pengumpulan biji pada tanggal 13 April 2004    bertempat  di Laboratorium kehutanan UNIB.
3.2  Bahan dan Alat
Bahan  : pohon induk yang sedang berbuah (akasia dan sengon)
Alat     : bambu atau galah kantong kertas, timbangan analitik, haga meter, d-tape
3.3  Cara Kerja
§ Mencari pohon yang sedang berbuah dan menentukan pohon yang di ambil buahnya
§ Mengambil buah dengan cara memanjat dan memungut buah yang telah jatuh
§ Mencatat pohon induk yang menghasilkan buah (fenotif)
§ Mencatat kriteria buah yang telah masak berdasarkan yang dilihat.
§ Menimbang per 100 biji sebanyak 3 kali pengulangan untuk mengambil rata-rata.













4.2  Pembahasan

Kegiatan pengumpulan biji bertujuan untuk menyediakan biji/benih pada waktu tertentu dimana kondisi pohon penghasil biji tidak sedang berbuah. Biji yang berkualitas biasanya berasal dari pohon induk yang berfenotipe baik, akan tetapi pohon yang berfenotipe baik hanya menghasilkan biji dalam jumlah yang sedikit.

            Dari hasil pengamatan diatas, kenampakan fenotipe pohon induk yang diamati adalah tinggi total, tinggi bebas cabang, diameter batang, diameter tajuk, kelurusan batang dan ada atau tidaknya penggarpuan. Pada pohon induk akasia terlihat bahwa keadaan fenotipenya baik, karena mempunyai batang yang lurus dan tidak adanya penggarpuan, kecuali pada pohon akasia ke-2 terdapat penggarpuan. Diantara ketiga pohon tersebut terlihat bahwa keadaan fenotipenya tidak berbeda jauh. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan tempat tumbuh diantara ke-3 pohon tidak jauh berbeda.

            Pada tanaman induk lamtoro, terlihat bahwa pohon induk 2 dan 3 berfenotipe kurang baik jika dibandingkan dengan pohon induk 1. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tumbuh pohon induk 2 dan 3 kurang mendukung dimana kondisi disekitarnya banyak terdapat vegetasi pesaing, adanya serangan hama (penyakit) dan adanya penggarpuan serta batang yang miring.

            Umumnya pohon biji yang ditunjuk sebagai pohon induk mempunyai kelebihan dibandingkan dengan pohon-pohon lain yang sama spesiesnya, namun kualitasnya lebih baik. Kualitas yang dimaksud berupa sifat yang tampak (fenotipe), misalnya kelurusan batang, kerampingan tajuknya, keindahan percabangannya, tidak adanya gejala percabangan menggarpu, dan laini-lain (Anwar, 2003).

            Jika dilihat dari penampakan fisik buah akasia dan lamtoro terlihat bahwa buah akasia dan lamtoro sama-sama berwarna coklat dan merekah. Adanya persamaan keadaan buah ini mungkin dikarenakan oleh faktor lingkungan yang menyebabkan buah sama-sama merekah sehingga daya kecambahnya sama.

            Selain itu jumlah dan berat biji yang dihasilkan dari ke-2 pohon induk berbeda. Pohon induk lamtoro memiliki berat biji yang lebih tinggi daripada berat biji pohon akasia, tetapi memiliki jumlah biji yang lebih sedikit daripada jumlah biji pohon akasia. Halini disebabkan karena pohon lamtoro memiliki biji yang lebih besar daripada biji pohon akasia.

BAB. V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
      Dari hasil pengamatan dan pembahasan seperti diatas, maka dapat ditarik kesimpulan :
  1. Biji yang baik biasanya berasal dari pohon induk yang berfenotipe baik.
1.      Biji akan berlimpah pada pohon-pohon yang dominan dan besar terutama pada percabangan atas. Pohon induk yang berfenotipe baik hanya menghasilkan biji dalam jumlah sedikit.
5.2. Saran
Pada praktikum pengumpulan biji guna memperlancar jalannya praktikum

1 komentar:

  1. Casino at Woorica Casinos | All Information about the
    Welcome Bonus of up 카카오스포츠 to $1000. For new players, our online 10 벳 casino offers $1000 welcome 코인갤 bonus 사카미치 마루 as well as a $1000 안전 바카라 Welcome Bonus plus $1000

    BalasHapus